- Merasa tidak mampu (HDR)
- Putus asa (tidak percaya diri)
- Merasa gagal (kehilangan motivasi menggunakan ketrampilan diri)
- Kehilangan kendali diri (demoralisasi)
- Merasa mempunyai kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut
- Merasa malang (tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritual)
- Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan
- Rendahnya kemampuan sosialisasi diri
- Perilaku agresif
- Perilaku kekerasan
- Ketidakadekuatan pengobatan
- Ketidakadekuatan
penanganan gejala(Sareno, Kumpulan Materi Perkuliahan Perawatan Mental 2001, Magelang)
- PendengaranMendengarkan suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yangterdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan
- PenglihatanStimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkanatau menakutkan seperti melihat monster.
- PenghirupMembaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau- bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke,tumor, kejang atau demensta.
- PengecapanMerasa mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
- PerabaanMengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
- ChenesteticMerasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaanmakanan atau pembentukan urine.
- KinestheticMerasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
Obat – obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien skizoprenia adalah obat – obatan anti psikosis. Adapun kelompok yang umum digunakan adalah :
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan
|
Intervensi
|
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
||
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar
|
TUM
:
Klien
dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
TUK
1:
Klien
dapat membina hubungan saling percaya
|
1.
Setelah
3 kali interaksi Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat :
·
Ekspresi
wajah bersahabat
·
Menunjukkan
rasa senang
·
Ada
kontak mata
·
Mau
berjabat tangan
·
Mau
menyebutkan nama
·
Mau
menjawab salam
·
Mau
duduk berdampingan dengan perawat
·
Bersedia
mengungkapkan masalah yang dihadapi
|
1.
Bina
hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
non verbal
b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
d. Buat kontrak yang jelas
e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
i.
Dengarkan
dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
|
TUK 2 :
Klien mampu mengenal halusinasinya
|
2.
Setelah
3x interaksi klien dapat menyebutkan :
·
Isi
·
Waktu
·
Frekuensi
·
Situasi
dan kondisi yang menimbulkan halusinasi
|
2.1
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2
Observasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya ( dengar )
jika menemukan klien yang sedang halusinasi :
·
Tanyakan
apakah klien mengalami sesuatu : halusinasi dengar
·
Jika
klien menjawab iya tanyakan apa yang sedang dialaminya
·
Katakan
bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri
tidak mengalaminya (dengan nada persahabatan tanpa menuduh dan menghakimi)
·
Katakan
bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama
·
Katakan
bahwa perawat akan membantu klien
Jika
klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan klien :
·
Isi,
waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,siang,sore,malam atau sering
dan kadang-kadang)
·
Situasi
dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
|
|
|
|
2. Setelah 3x interaksi klien menyatakan
perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi :
·
Marah
·
Takut
·
Sedih
·
Senang
·
Cemas
·
Jengkel
|
2.3
Diskusikan
dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan
untuk mengungkapkan perasaannya
2.4
Diskusikan
dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut
2.5
Diskusikan
tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya
|
|
TUK
3 :
Klien dapat mengontrol
halusinasinya
|
3.1
Setelah
3x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya.
3.2
Setelah
3x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3.3
Setelah
3x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi
dengar
3.4
Setelah
3x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya
3.5
Setelah
3x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
|
3.1
Identifikasi
bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
(tidur,marah,menyibukkan diri dll)
3.2
Diskusikan
cara yang digunakan klien
·
Jika
cara yang digunakan adaptif beri pujian
·
Jika
cara yang diogunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
3.3
Diskusikan
cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya halusinasi :
·
Katakan
pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau mendengar pada saat
halusinasi terjadi)
·
Menemui
orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan halusinasinya
·
Membuat
dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun
·
Meminta
keluarga atau teman atau perawat menyapa jika sedang berhalusinasi
3.4
Bantu
klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya
3.5
Beri
kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
3.6
Pantau
pelaksanaan yang telah dipilih atau dilatih, jika berhasil beri pujian
3.7
Anjurkan
klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orentasi realita, stimulasi
persepsi
|
|
TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga
dalam mengontrol halusinasi
|
4.1
Setelah
3x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan
dengan perawat
4.2
Setelah
3x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
|
4.1
Buat
kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,tempat dan topik)
4.2
Diskusikan
dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
·
Pengertian
halusinasi
·
Tanda
dan gejala halusinasi
·
Proses
terjadinya halusinasi
·
Cara
yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
·
Obat-obatan
halusinasi
·
Cara
merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memanta7u obat-obatan, dan
cara pemberiaannya untuk mengaatasi halusinasi
·
Beri
informasi waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak dapat diatasi dirumah
|
|
TUK 5:
Klien dapat memanfaatkan obat
dengan baik
|
5.1
Setelah
3x interaksi menyebutkan :
·
Manfaat
minum obat
·
Kerugian
tidak minum obat
·
Nama,
warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat
5.2
Setelah
3x interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3
Setelah
3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dokter
|
5.1
Diskusikan
dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna,
dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
5.2
Pantau
klien saat penggunaan obat
5.3
Beri
pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
5.4
Diskusikan
akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
5.5
Anjurkan
klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
|
0 komentar:
Posting Komentar