• Selamat datang di Media Cerdas Kesehatan - mediacerdaskes.blogspot.com

    Blog ini dibuat sebagai media dalam memenuhi tugas dan berbagi informasi terkait dunia keperawatan dan kesehatan. Anda juga dapat menemukan kami di facebook Media Cerdas Kesehatan. Info lebih lanjut, kritik dan saran silahkan hubungi admin - Email : mediacerdas.kesehatan@yahoo.com

  • Kata-Kata Bijak

    "{"Tidak usah menuntut orang lain untuk menjadi lebih baik, perhatikan dirimu sudah pantaskah menuntut orang lain" (By Satya Putra Lencana)}" Anda juga dapat menemukan kami di facebook Media Cerdas Kesehatan. Info lebih lanjut, kritik dan saran silahkan hubungi admin - Email : mediacerdas.kesehatan@yahoo.com

  • Kata-Kata Bijak

    {"Jangan pernah menyimpulkan segala sesuatu hanya dari persepsimu sendiri, tak semuanya sesuai seperti apa yang kamu fikirkan. Fikirkan berkali lipat sebelum menilai orang lain, berhenti mencari kesalahan, koreksi diri dan berubahlah, karena saat semuanya telah pergi, semuanya menjadi terlambat" (By Satya Putra Lencana)} Anda juga dapat menemukan kami di facebook Media Cerdas Kesehatan. Info lebih lanjut, kritik dan saran silahkan hubungi admin - Email : mediacerdas.kesehatan@yahoo.com

  • Kata-Kata Bijak

    {"Ada dua nikmat yang sering kali memperdayakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan kelapangan waktu" (H.R. BUKHARI)} Anda juga dapat menemukan kami di facebook Media Cerdas Kesehatan. Info lebih lanjut, kritik dan saran silahkan hubungi admin - Email : mediacerdas.kesehatan@yahoo.com

  • Kata-Kata Bijak

    {"Bukan yang paling kuat yang bisa bertahan hidup, bukan juga yang paling pintar. Yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan" (By Charles Darwin)} Anda juga dapat menemukan kami di facebook Media Cerdas Kesehatan. Info lebih lanjut, kritik dan saran silahkan hubungi admin - Email : mediacerdas.kesehatan@yahoo.com

  • Kata-Kata Bijak

    "Jika kita ingin merombak keadaan yang telah mapan, pakar manajemen Tom Peters memberikan nasihatnya, "Jangan guncang perahunya, tenggelamkan dan mulailah bangun yang baru" (By Tom Peters)} Anda juga dapat menemukan kami di facebook Media Cerdas Kesehatan. Info lebih lanjut, kritik dan saran silahkan hubungi admin - Email : mediacerdas.kesehatan@yahoo.com

Sabtu, 22 Maret 2014

Posted by Unknown
No comments | 09.01


A.    DEFINISI
Halusinasi adalah sensori persepsi yang muncul tanpa adanya starmisi yang meliputi semua sistem penginderaan yang terjadi saat kesadaran penuhatau baik. (Pedoman Perawatan Psikiatri Intervensi Keperawatan tahun 1994 hal 123)
Halusinasi adalah pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan,artinya individu mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan tanpa adanya rangsangandari luar dan orang lain tidak mendengarnya. (Kelliat Budi Anna, 2001 hal 44)
Halusinasi merupakan salah satu respon Neurobiologik (orientasi realita) yang mal adaptif, halusiansi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan yang nyata (Stuart dan Suden, 95).

B.     TANDA DAN GEJALA
  • Merasa tidak mampu (HDR)
  • Putus asa (tidak percaya diri)
  • Merasa gagal (kehilangan motivasi menggunakan ketrampilan diri)
  • Kehilangan kendali diri (demoralisasi)
  • Merasa mempunyai kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut
  • Merasa malang (tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritual)
  • Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan
  • Rendahnya kemampuan sosialisasi diri
  • Perilaku agresif
  •  Perilaku kekerasan
  • Ketidakadekuatan pengobatan
  •  Ketidakadekuatan penanganan gejala
         (Sareno, Kumpulan Materi Perkuliahan Perawatan Mental 2001, Magelang)

C.    JENIS-JENIS HALUSINASI
  1. Pendengaran
         Mendengarkan suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yangterdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan
  2. PenglihatanStimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkanatau menakutkan seperti melihat monster.
  3. PenghirupMembaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau- bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke,tumor, kejang atau demensta.
  4. PengecapanMerasa mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
  5. PerabaanMengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
  6. ChenesteticMerasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaanmakanan atau pembentukan urine.
  7. KinestheticMerasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

D.    ETIOLOGI
Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti Schizoprenia, depresi atau keadaan psikosa lainnya, dimensia, keadaan delirium dan kondisiyang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi juga dapat terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dan penggunaan metabolik. Halusinasi dapat juga dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, antikolinergik, anti inflamasi, dan antibiotik. Sedangkan obat-obatan halusinogen dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat terjadi pada saat individu normal, yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensori seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada saat pembicaraan.
Halusinasi terjadi akibat kemampuan kognitif yang terganggu. Hal ini dikarenakan informasi atau beban sensori terlalu berlebihan atau overload, dan menghasilkan halusinasi. Halusinasi terjadi karena defisit fungsi ego atau pertahanan diri, sehingga terjadi konflik psikologis. Dan penggunaan mekanisme pertahanan seperti distori, denial, dan proyeksi (halusinasi).
Halusinasi dapat terjadi bila seseorang berada dalam situasi atau lingkungan yang penuh dengan stresor. Bila individu tersebut tidak dapat mengatasi dan hanya berfokus pada kecemasan yang diakibatkan stressor,maka individu tersebut akan melamun dan berangan-angan, bila didiamkan berlarut-larut akan menyebabkan halusinasi.
Halusinasi akibat strukturotak yang abnormal sehingga tidak mampu menerima stimulus dengan baik, faktor genetik juga menjadi penyebab besar dan faktor biokimia yang mempengaruhi otak dengan adanya dopamin.
Halusinasi disebabkan karena adanya gangguan pada otak. Otak tidak berkembang secara sempurna, menurunnya volume otak dan fungsi abnormal. Sehingga otak mengalami kesulitan dalam memfilter sensori dan kesulitan dalam memproses informasi.
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh hubngan antar anggota keluarga atau khususnya anak dengan orang tua yang tidak harmonis, adanya konflik keluarga, kegagalan dalam menyelesaikan tahap awal perkembangan psikososial, koping stres yang tidak adekuat sehingga menimbulkan gangguan orientasi realita.
Menjelaskan bahwa halusinasi dapat disebabkan oleh stres yang diakumulasi akibat faktor lingkunganseperti tidak keharmonisan.

Rentang Respon
Respon perilaku klien dengan halusinasi dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon.

Respon adaptif dari kelima perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Perubahan proses piker
Klien yang terganggu pikirannya sering berperilaku koheren.
2.      Perubahan pola persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai reaksi dari respon tubuh terhadap rangsangan dari luar, kemudian diikuti oleh pengenalan dan pemahaman tentang orang, benda dan lingkungan. Perubahan pola persepsi dapat terjadi pada satu atau lebih bagian tubuh yaitu pendengaran, pengecapan, perabaan, dan penciuman.
3.      Perubahan pada afek dan emosi
Afek berkaitan dengan emosi tubuh individu, perubahan afek terjadi karena pasien berusaha membuat jarak dengan perasaan tertentu. Perubahan afek yang biasa terjadi adalah datar, tumpul, tidak sesuai ,   berlebihan dan ambivalen.
4.      Perubahan motorik
Perilaku motorik dapat dimanifestasikandengan peningkatan atau penurunan kegiatan motorik, impulsif.
5.      Perubahan sosial
Perkembangan hubungan sosial yang tidak adekuat menyebabkan kegagalanindividu untuk belajar dan mempertahankan interaksi.

E.     PATOPSIKOLOGIS
Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normal otak dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh. Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya ke alam sadar.Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka materi-materi yang ada dalam unconsicisus atau preconscious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi.
Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanya keinginan yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna.


F.     PATHWAY / POHON MASALAH


Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
 

Core Problem                  Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar


Isolasi sosial : menarik diri
 

Ganguan konsep diri : harga diri rendah
(Pohon masalah Keliat, 1998: 6)


G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
     Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar berhubungan dengan isolasi social : menarik diri

H.    PENATALAKSANAAN
      Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara  :
a.       Menciptakan lingkungan yang terapeutik.
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.
Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
b.      Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
c.       Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
d.      Memberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
e.       Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.
2.      Penatalaksanaan medis pada halusinasi pendengaran
Penatalaksanaan klien skizoprenia adalah dengan pemberian obat – obatan dan tindakan lain, yaitu :
a.       Psikofarmakologis
Obat – obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien skizoprenia adalah obat – obatan anti psikosis. Adapun kelompok yang umum digunakan adalah :
1)      Fenotiazin
2)      Asetofenazin (Tindal)60-120 mg
3)      Klorpromazin (Thorazine)30-800 mg
4)      Flufenazine (Prolixine, Permitil)1-40 mg
5)      Mesoridazin (Serentil)30-400 mg
6)      Perfenazin (Trilafon)12-64 mg
7)      Proklorperazin (Compazine)15-150 mg
8)      Promazin (Sparine)40-1200 mg
9)      Tioridazin (Mellaril)150-800mg
10)  Trifluoperazin (Stelazine)2-40 mg
11)  Trifluopromazin (Vesprin)60-150 mg
12)  Tioksanten
13)  Klorprotiksen (Taractan)75-600 mg
14)  Tiotiksen (Navane)8-30 mg
15)  Butirofenon
16)  Haloperidol (Haldol)1-100 mg
17)  Dibenzodiazepin
18)  Klozapin (Clorazil)300-900 mg
19)  Dibenzokasazepin
20)  Loksapin (Loxitane)20-150 mg
21)  Dihidroindolon
22)  Molindone (Moban)15-225 mg
b.      Terapi kejang listrik/Electro Compulsive Therapy (ECT)
c.       Terapi aktivitas kelompok (TAK)


I.       RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar


TUM :
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
TUK 1:
Klien dapat membina hubungan saling percaya






1.    Setelah 3 kali interaksi Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat :
·      Ekspresi wajah bersahabat
·      Menunjukkan rasa senang
·      Ada kontak mata
·      Mau berjabat tangan
·      Mau menyebutkan nama
·      Mau menjawab salam
·      Mau duduk berdampingan dengan perawat
·      Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi







1.      Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
a.       Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.      Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
c.       Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
d.      Buat kontrak yang jelas
e.       Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
f.       Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
g.      Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
h.      Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
i.        Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 :
Klien mampu mengenal halusinasinya
2.    Setelah 3x interaksi klien dapat  menyebutkan :
·      Isi
·      Waktu
·      Frekuensi
·      Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi











2.1  Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2  Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya ( dengar ) jika menemukan klien yang sedang halusinasi :
·      Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu : halusinasi dengar
·      Jika klien menjawab iya tanyakan apa yang sedang dialaminya
·      Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada persahabatan tanpa menuduh dan menghakimi)
·      Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama
·      Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :
·      Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,siang,sore,malam atau sering dan kadang-kadang)
·      Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi


2.    Setelah 3x interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi :
·         Marah
·         Takut
·         Sedih
·         Senang
·         Cemas
·         Jengkel
2.3  Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
2.4  Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut
2.5  Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya

TUK 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1  Setelah 3x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.
3.2  Setelah 3x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3.3  Setelah 3x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi dengar
3.4  Setelah 3x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya
3.5  Setelah 3x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
3.1  Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur,marah,menyibukkan diri dll)
3.2  Diskusikan cara yang digunakan klien
·         Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
·         Jika cara yang diogunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
3.3  Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya halusinasi :
·          Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau mendengar pada saat halusinasi terjadi)
·          Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan halusinasinya
·          Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun
·          Meminta keluarga atau teman atau perawat menyapa jika sedang berhalusinasi
3.4  Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya
3.5  Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
3.6  Pantau pelaksanaan yang telah dipilih atau dilatih, jika berhasil beri pujian
3.7  Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orentasi realita, stimulasi persepsi

TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi
4.1  Setelah 3x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat
4.2  Setelah 3x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
4.1  Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,tempat dan topik)
4.2  Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
·           Pengertian halusinasi
·           Tanda dan gejala halusinasi
·           Proses terjadinya halusinasi
·           Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
·           Obat-obatan halusinasi
·           Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memanta7u obat-obatan, dan cara pemberiaannya untuk mengaatasi halusinasi
·           Beri informasi waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah

TUK 5:
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
5.1  Setelah 3x interaksi menyebutkan :
·         Manfaat minum obat
·         Kerugian tidak minum obat
·         Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat
5.2  Setelah 3x interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3  Setelah 3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
5.1  Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
5.2  Pantau klien saat penggunaan obat
5.3  Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
5.4  Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
5.5  Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan






DAFTAR PUSTAKA

Boyd dan Nihart. 1998.Psichiatric Nursing & Contenporary Practice. I Edition .Lippincot . Philadelphia .

Carpenito , Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta .

Schultz dan Videback. 1998.Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5 th Edition .Lippincott. Philadelphia .

Keliat , Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.

Stuart dan sundeen . 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC.Jakarta .


0 komentar:

Posting Komentar