Selasa, 15 April 2014
Posted by Unknown
No comments | 23.50
Kegemukan
berisiko kesehatan, itu jelas. Bahkan belakangan ini sejumlah kalangan medis
menggolongkan obesitas sebagai sebuah penyakit tersendiri. Namun, terlalu kurus
ternyata lebih berbahaya dibandingkan terlalu gemuk. Risiko kematian dini untuk
orang kurus lebih tinggi daripada orang gemuk, menurut hasil sebuah studi
survei besar. Dibandingkan dengan orang-orang berberat badan normal, orang yang
terlalu kurus memiliki risiko kematian hampir dua kali lipat orang berberat
badan normal.
Studi
yang dipimpin oleh dr Joel Ray dari Rumah Sakit St Michael, Toronto mengalisis
51 penelitian terhadap orang-orang yang diikuti selama lima tahun atau lebih
dan berfokus pada hubungan antara BMI (indeks massa tubuh) dan kematian yang
terkait dengan sebab apapun. Para peserta yang memiliki catatan kekurangan
berat badan akibat kanker, penyakit paru-paru kronis atau gagal jantung
dikeluarkan dari analisis agar tidak mendistorsi hasilnya.
Hasilnya,
orang-orang kurus yang memiliki BMI kurang dari 18,5 berisiko 1,8 kali lebih
tinggi dalam setiap periode penelitian untuk meninggal dibandingkan mereka yang
berberat badan normal (BMI 18,5-24,9). Sebaliknya, mereka yang kegemukan (BMI
30-34,9) hanya memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 1,2 kali. Bahkan mereka
yang sangat gemuk dengan BMI di atas 35 pun masih memiliki peningkatan risiko
kematian lebih sedikit yaitu risiko 1,3 kali.
Ray
menyatakan bahwa perhatian masyarakat saat ini sangat berfokus pada kelebihan
berat badan. Meskipun jelas bahwa kelebihan berat badan adalah masalah nyata,
kita juga perlu mewaspadai masalah kekurangan berat badan. Orang berberat badan
normal yang mungkin terpengaruh oleh iklan atau meniru para model dapat
menurunkan berat badan terlalu banyak sehingga membahayakan kesehatan mereka.
Kekurangan berat badan seringkali disertai dengan gizi buruk, yang dapat
melemahkan tubuh. Jika orang yang kurus itu kemudian sakit parah maka dia hanya
memiliki cadangan lemak yang sedikit.
LINGKAR
PINGGANG ADALAH TOLOK UKUR YANG LEBIH BAIK
Menggunakan
alat ukur yang tepat untuk menilai berat badan yang sehat sangat penting, kata
Ray. “BMI tidak hanya mencakup lemak tubuh tetapi juga massa otot,” katanya.
Rasio ini tidak memberikan informasi tentang distribusi lemak tubuh.
Keseimbangan lemak dan otot berperan penting bagi kesehatan. Oleh karena itu,
menilai risiko kesehatan dengan lingkar perut lebih cocok daripada BMI.
Perempuan harus bertujuan untuk memiliki lingkar perut kurang dari 80 cm dan
laki-laki kurang dari 90 sentimeter.
______________________________
Referensi
:
Sissi
Cao, Rahim Moineddin, Marcelo L Urquia, Fahad Razak, Joel G Ray. J-shapedness:
an often missed, often miscalculated relation: the example of weight and
mortality. Journal of Epidemiology and Community Health, March 2014 DOI:
10.1136/jech-2013-203439
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar