Minggu, 06 Juli 2014
Posted by Unknown
No comments | 10.30
Berpuasa secara
teratur meningkatkan metabolisme dan mengurangi risiko penyakit. Hal ini juga
berlaku bagi mereka yang telah mengembangkan pradiabetes.
Pradiabetes
adalah kondisi metabolik di mana kadar glukosa darah sudah naik tetapi belum
mencapai level yang khas untuk diabetes. Penyandang pradiabetes belum terkena
diabetes, perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan dan olahraga dapat
mencegah perkembangannya menjadi diabetes.
Kini telah
diketahui ada strategi yang lebih efektif untuk mencegah pradiabetes menjadi
diabetes: dengan berpuasa. “Puasa memiliki potensi untuk mencegah diabetes di
masa depan,” kata pemimpin studi Benjamin Horne. Dokter dari Intermountain
Medical Center di Murray tersebut selama bertahun-tahun telah mempelajari efek
berpuasa teratur pada kesehatan. Dalam studi sebelumnya, dia menemukan bahwa
orang-orang yang selama bertahun-tahun secara teratur berpuasa – biasanya
karena alasan agama – memiliki risiko rendah untuk terjangkit diabetes atau
penyakit jantung koroner.
“Kita telah
mengetahui untuk beberapa waktu bahwa puasa itu sehat – tetapi mekanisme
biologis di balik itu baru kita temukan sekarang” dia menjelaskan.
Orang yang Berisiko Diabetes
Untuk penelitian
awal, para relawan merekrut dua belas orang laki-laki dan perempuan yang
memiliki berat badan normal yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Mereka semua sudah memiliki pradiabetes, yang merupakan prekursor diabetes. Hal
ini berarti gula darah puasa mereka di atas nilai 100 mg/dL. Selain itu,
masing-masing peserta memiliki salah satu faktor risiko tambahan berikut:
·
Lingkar pinggang yang relatif besar
·
Kadar trigliserida tinggi
·
Rendahnya kadar kolesterol hdl yang baik
Selama periode
enam minggu, para peserta berpuasa seminggu sekali selama 24 jam. Selama
berpuasa mereka hanya minum air.
Penurunan kolesterol
Bahkan setelah
waktu yang relatif singkat itu, efeknya nyata: kadar kolesterol secara
keseluruhan turun sampai dua belas persen.
Setelah 10-12
jam berpuasa, tubuh menggunakan sumber energi lain sebagai glukosa darah, tulis
para peneliti. “Kami percaya bahwa yang digunakan adalah kolesterol,” kata
Horne – dan terutama kolesterol jahat LDL di dalam sel-sel lemak. Hal ini pada
akhirnya dapat mengurangi resistensi insulin dari sel-sel, mekanisme penting
untuk pengembangan diabetes.
Resistensi
insulin adalah kurangnya sensitivitas sel-sel tubuh terhadap hormon insulin,
yang diperlukan untuk memasukkan gula ke dalam sel-sel. Untuk mengatasi hal
ini, pankreas harus menghasilkan insulin dalam jumlah lebih banyak. Akhirnya,
ketika pankreas mencapai batas maksimal kemampuannya, tingkat gula darah naik.
Pradiabetes kemudian berubah menjadi diabetes tipe 2.
Sel dalam modus perlindungan diri
Peningkatan
katabolisme kolesterol LDL selama berpuasa bisa membalikkan proses ini, kata
para peneliti. Selain itu, sel-sel tubuh berada dalam mode perlindungan diri di
saat kita berpuasa sehingga mengoptimalkan fungsi mereka – dan lebih sensitif
terhadap insulin. Para peserta juga kehilangan berat badan, yang berkontribusi
pada peningkatan kontrol metabolik.
Dalam penelitian
selanjutnya, mereka ingin mengetahui berapa lama dan seberapa sering orang
harus berpuasa untuk mendapatkan manfaat dari berpuasa.
Nah, terbukti
kan bahwa berpuasa itu menyehatkan! Mari kita sambut bulan Ramadhan sebagai
bulan yang akan menyehatkan kita lahir dan batin.
———————-
Source: “Fasting
Reduces cholesterol levels in prediabetic People Over Extended Period of Time”,
New Research Finds, Press Release 2014, American Diabetes Association
Scientific Sessions
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar