Minggu, 30 Maret 2014
Posted by Unknown
No comments | 09.47
Di
Indonesia gorengan adalah makanan ringan yang populer. Penjual gorengan dapat
ditemukan di tepi jalan atau berkeliling dengan pikulan atau gerobak. Berbagai
macam gorengan dapat kita temui seperti pisang goreng, tempe, tahu, ubi,
singkong, sukun, bakwan dan akan bertambah nikmat jika dimakan dalam keadaan
hangat.
Berdasarkan
data dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), pada tahun 2030 sekitar 23,6 juta
orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskular. Sedangkan berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2007, menunjukkan bahwa prevalensi
penyakit jantung secara nasional adalah 7,2%. Penyakit Kardiovaskuler (PKV)
merupakan salah satu penyakit degeneratif yang cenderung meningkat dari tahun
ke tahun. PKV yang banyak menimbulkan kematian adalah Penyakit Jantung Koroner
(PJK).
Trigliserida dan lemak trans
Menurut
American Heart Association, makanan yang dimasak menggunakan minyak dapat
meningkatkan kadar trigliserida. Makanan yang digoreng seperti pisang goreng,
kentang goreng dan es krim goreng termasuk kategori ini, bahkan jika makanan
tersebut digoreng dalam minyak nabati yang dilabeli minyak untuk kesehatan
jantung (heart healthy plant-based oil) (U S. Department of agriculture dalam
Welch, 2009).
Makanan
yang digoreng seperti pisang goreng, ubi goreng, kroket, tempe goreng, singkong
goreng dan ayam goreng tepung juga mengandung asam lemak trans yang merupakan
jenis lemak yang paling besar resikonya untuk menyebabkan PKV. Padahal, jika
dilihat dari jenis bahan pangannya (pangan nabati) tidak mengandung asam lemak
trans. Kandungan asam lemak trans tertinggi terdapat pada makanan gorengan
(ayam goreng tepung, telur goreng, tempe mendoan), produk ruminansia (daging
rawon, sop buntut, dan beef burger keju), dan produk makanan jadi (menggunakan
margarin atau minyak terhidrogenasi) seperti coklat, biskuit dan croissant.
Proses menggoreng dengan deep frying akan menyebabkan perubahan asam lemak
tidak jenuh bentuk cis menjadi bentuk trans, dan meningkatkan jumlah asam lemak
trans sebanding dengan penurunan asam lemak tidak jenuh bentuk cis (asam oleat)
(Sartika, 2009).
Lemak
trans merupakan lemak tak jenuh yang terbentuk akibat proses hidrogenasi, yakni
pencampuran hidrogen dalam minyak sayur. Lemak ini terhidrogenasi parsial telah
menggantikan lemak padat alam dan minyak cair di banyak daerah, terutama dalam
makanan cepat saji, makanan ringan, makanan goreng dan panggang barang
industri, hasilnya adalah produk murah dengan jangka penyimpanan lebih panjang
dan sifatnya lebih buruk dari lemak jenuh.
Lemak Trans
Umumnya
kerusakan oksidasi terjadi pada asam lemak tidak jenuh, tetapi bila minyak
dipanaskan pada suhu 1000C atau lebih, asam lemak jenuh pun dapat teroksidasi.
Reaksi oksidasi pada pengorengan suhu 2000C menimbulkan kerusakan lebih mudah
pada minyak dengan derajat ketidakjenuhan tinggi, sedangkan reaksi hidrolisis
mudah terjadi pada minyak dengan asam lemak jenuh rantai panjang (LCFA). Suhu
pemanasan yang baik adalah sekitar 95-1200C. ditinjau dari segi ekonomis, suhu
pemanasan yang tinggi antara 163-1990C dapat menekan biaya produksi, karena
waktu penggorengan yang relatif lebih singkat (Sartika, 2008).
Lemak
trans meningkatkan kadar trigliserida darah dibandingkan dengan asupan lemak
lainnya, meningkatkan lipoprotein Lp (a), dan mengurangi ukuran partikel
kolesterol LDL, yang dapat lebih lanjut meningkatkan risiko PJK. Dengan
demikian, asam lemak trans memiliki efek merugikan pada serum lipid. Meskipun
efek ini akan meningkatkan risiko PJK, hubungan antara asupan lemak trans dan
kejadian PJK yang dilaporkan dalam studi prospektif lebih besar dibandingkan dengan
perkiraan dalam perubahan tingkat lipid dalam darah saja, menunjukkan bahwa
asam lemak trans juga dapat mempengaruhi faktor-faktor risiko lain untuk
penyakit jantung koroner (Mozaffarian et al., 2006).
Asam
lemak trans, seperti halnya asam lemak jenuh, juga bersifat aterogenik (memicu
penyempitan, penebalan, dan pengerasan dinding pembuluh darah) serta
menginhibisi aktifitas enzim pada metabolisme lipid (fatty acid desaturase
elongase dan lecithin cholesterol acyl transferase/ LCAT). Enzim ini terlibat dalam
metabolisme HDL khususnya pada pengangkutan balik kolesterol dari jaringan ke
hati (Mayes, 2003).
Tips
mengurangi lemak trans
Untuk
mengurangi kadar Asam lemak trans di dalam makanan yang digoreng ialah antara
lain menghindari penggunaan minyak goreng berulang-ulang dan menghindari suhu
yang terlalu tinggi pada saat menggoreng. Cara lain untuk menurunkan asupan
asam lemak trans adalah dengan mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan
konsumsi margarine (konsumsi produk olahan seperti crakers, croissants, biskuit
dan cookies) sebaiknya dibatasi.
—————————–
Referensi :
Mozaffarian
D, Katan MB, Ascherio A, Stampfer MJ, Willett WC. 2006. Trans Fatty Acids and
Cardiovascular Disease. The New England Journal of Medicine. 354: 1601–1613.
Mayes
PA. 2003. Biosintesis Asam Lemak, in Muray RK, Granner DK, Rodwell vw, editors.
Biokimia. Jakarta.
Sartika
RA. 2008. Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans Terhadap Profil Lipid Darah
(disertasi, Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh Dan Asam Lemak Trans
Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2. No.4. Februari
Sartika
RA. 2009. Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans Terhadap Profil Lipid Darah
(disertasi, Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying) Terhadap
Pembentukan Asam Lemak Trans. Makara, Sains. April Vol. 13. No. 1.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar